Seribu Langkah dari Pusat Kota Wonosobo #1
Masih cerita
tentang #WonosoboSekolah. Kali ini cerita tentang sekolah dimana saya
ditempatkan. Iya betul di SMP PGRI Wonosobo. Melalui sms sehari sebelum
pelaksanaan, Najmustaqib Akhda (koordinator kegiatan) memberitahukan kalau saya
ditempatkan di SMP PGRI Wonosobo. Memang sih saya menghendaki untuk ditempatkan
yang tidak terlalu jauh, karena posisi saat itu saya masih di Semarang dan baru besok pagi berangkat ke
Wonosobo. Hanya nama jalan tanpa keterangan apapun, maksudnya ancer-ancernya
sebelah mana begitu.
Sempat gugling dan juga cek via google map, tetapi masih belum bisa membantu saya. Kemudian saya tanya ke adik dan kakak saya, baru ngeh letak SMP tersebut. Wekekeke….iki sakjane wong Wonosobo dudu ta…kok ora ngerti panggonan :D . Upsss maaf bahasanya roaming.
Sempat gugling dan juga cek via google map, tetapi masih belum bisa membantu saya. Kemudian saya tanya ke adik dan kakak saya, baru ngeh letak SMP tersebut. Wekekeke….iki sakjane wong Wonosobo dudu ta…kok ora ngerti panggonan :D . Upsss maaf bahasanya roaming.
Info dari kakak
dan adik saya tersebut, menjadi patokan bagi saya, harus jam berapa saya berangkat
dari Semarang,
karena harus sampai di lokasi jam 08.30. Woww pagi bangett ya… Eh tapi ini
tergolong siang ding ya…dulu ikut acara yang hampir sama malah harus
disesuaikan dengan jam masuk sekolah. Travel paling pagi ke arah Purwokerto
melalui Wonosobo jam 01.00 dini hari, setelah itu baru ada jam 05.00, apakah
saya harus berangkat jam 21.00? Belum juga beli tiket dan belum tentu sampai
lokasi dapat tiket, mana keponakan minta oleh-oleh komik lagi yang belum saya
belikan. Baiklah mendadak besok pagi-pagi saja. Sempat sih berpikir untuk
berangkat jam 01.00, duhhh bisa bangun nggak ya…? Hahaha
Akhirnya jam
02.00 saya baru bisa bangun, jam 03.00 kurang saya sudah menuju shuttle bus dan
sampai sana
masih sepi. Dengan pede saya beli tiket ke Wonosobo untuk jam 03.00 ini atau
jam 04.00. Petugas bilang tidak ada, ada nanti baru jam 05.00. Laishke…anane
jam 05.00. Bisa-bisa telat dong ya…kalau ikut jam 05.00. Lalu saya menunjuk ke
salah satu armada yang akan berangkat, sambil menanyakan yang itu mau kemana?
Kemudian petugas travel tersebut memberikan informasi bahwa armada tersebut
akan ke Cilacap tetapi tidak melewati Wonosobo. Langsung saya mengambil
keputusan untuk tetap ikut walau hanya sampai Secang, daripada harus menunggu
pemberangkatan yang jam 05.00. Petugas memanggil sopir untuk kembali dan
memberitahukan bahwa saya akan ikut sampai Secang. Jam 03.20 bus melaju dari Semarang menuju Magelang,
jalan masih lengang jadi lancar sekali. Masih ngantuk sebetulnya, tetapi selama
perjalanan saya tidak tidak bisa tidur. Penumpang hanya ada saya saja dan duduk dibelakang, sementara di depan ada pak sopir tentunya ditemani oleh seorang temannya. Rasa takut itu
pasti ada :)
Jam 04.20 sudah
sampai di Secang….wowww cepet banget yaa…tetapi ini belum sampai kota tujuan, saya masih
harus menunggu bus yang menuju Wonosobo. Dan saat itu adzan Subuh berkumandang,
terlihat bapak-bapak dan ibu-ibu yang bergegas menuju masjid diseberang saya
menunggu bus. Saya sedang berhalangan jadi tidak ikut bergegas menuju masjid.
Dingin, gelap, sepi masih menyelimuti ditempat saya menunggu bus. Untung ada dua
orang ibu yang akan berangkat ke pasar pagi. Jadi dalam kegelapan pagi saya
masih bisa tenang karena ada yang sama-sama sedang menunggu bus, walau tanpa
tegur sapa :D
Selang beberapa
saat ada bus berhenti, dua orang ibu tadi langsung naik ke atas bus. Saya mau
naik masih ragu, karena di depan bus tidak ada petunjuk kalau itu merupakan bus
jurusan Wonosobo. Juga nama bus yang asing bagi saya. Saya sudah menebak, pasti
bukan jurusan Wonosobo tetapi ke Sukorejo. Kondektur bus meyakinkan saya, kalau
itu bus ke Wonosbo. Kemudian saya naik juga ke bus tersebut dan bertanya kepada
penumpang yang ada di dekat pintu, apakah benar bus ini menuju Wonosobo? Si Ibu
tersebut mengiyakan. Saya tetap naik tetapi masih ragu. Bertanya saya dengan
seorang Bapak yang sudah ada di dalam bus, berapa ongkos ke Wonosobo? Si Bapak
menjawab tidak tahu, karena dia akan turun di Temanggung saja. Kemudian
kondektur datang dan meminta ongkos Rp. 15.000,00 sampai Wonosobo. Entah ini
ongkos resmi atau bukan, lama banget saya tidak naik bus umum Secang-Wonosobo,
padahal dulu sering bangettt. Kondektur itu juga bilang bahwa ibu yang saya
tanyai tadi adalah seorang guru di Wonosobo. Woww hebat yaa si Ibu guru itu tiap
hari naik bus dari Magelang ke Wonosbo, kurang lebih 2 jam perjalanan. Jadi tiap
hari 4 jam si Ibu melakukan perjalanan, betapa capeknya. Saluttt. Kegaguman
saya tiba-tiba saja sirna karena lagi-lagi saya ragu, benar sampai Wonosobo
tidak ini bus? Kantuk yang amat sangat masih saya tahan. Saya berpikir, kalau
nanti sampai Parakan bus ini belok kanan berarti ini bus jurusan Sukorejo dan
kondektur tersebut menipu saya. Kalau sampai Parakan lurus, berarti memang bus
jurusan Wonosobo. Di bus saya hanya bisa berdoa dan menahan kantuk, paling
tidak sampai Parakan. Alhamdulillah, di Parakan bus tidak berbelok dan lurus
menuju Wonosobo. Alhamdulillah ya Allah, kondektur tersebut tidak menipu saya
dan saya pun tertidur pulas….qiqiqi. Awas kebablasen :p
Foto ilustrasi pinjam dari sini |
Sebelum sampai
terminal Wonosobo saya turun dan melanjutkan perjalanan ke pusat kota dengan menggunakan
angkutan. Jam masih menunjukkan pukul enam lebih, itu berarti saya bisa
istirahat dulu di rumah tidak harus langsung ke SMP. Kebetulan letak SMP saya
lalui saat saya naik angkot menuju rumah, jadi sudah jelas nanti saya harus
turun dimana.
Eeee….ini kok
malah jadi cerita tentang perjalanan saya ya…bukan cerita tentang SMP. Kalau
begitu tunggu di cerita selanjutnya saja ya…. disini :)
Semarang, 2 Februari 2015
Warm regards,
inung
Wah perjalannya penuh tantagan...tapi salut sama kegigihan emak. Sukses slalu mak :)
BalasHapusTerima kasih mak Atanasia....doa yang sama juga untuk emak :)
HapusSukses selalu ya mak... Saluuttt!!!
BalasHapusTerima kasih mak Primastuti.....Sukses juga untuk emak.... :)
HapusCuma baca aja jd merindiing....salut sm kegigihan mbak inung. Sukses selalu ya mbak...
BalasHapushehehe...ini kayaknya saya yang lebay deh.... Matur nuwun, sukses juga untuk Isna :*
Hapus