Berbagi Bersama Gerakan #WonosoboSekolah
Dear Blogger,
“Secara konstitusional mendidik adalah tanggung jawab negara, tetapi secara moral mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik,” (Anies Baswedan)
Quote yang
sederhana dari Pak Anies Baswedan yang sekarang menjadi Menteri Kebudayaan,
Pendidikan Dasar dan Menengah, sepertinya quote tersebut amatlah mudah tetapi
ternyata susah untuk dilaksanakan. Karena setiap kita yang terdidik belum tentu
bisa melaksanakan.
Yang menjadi
pertanyaan, terus apa yang bisa kita lakukan sebagai bukti tanggung jawab orang
terdidik dalam hal kependidikan. Hmmmm susah juga kan ya….? Iya susah, apalagi saya yang bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa.
Kemarin Sabtu,
31 Jan 2015, saya mendapat kesempatan untuk menjadi relawan #WonosoboSekolah,
sebuah gerakan yang dimotori oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada di
Wonosobo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Wonosobo. Apa itu #WonosoboSekolah, untuk lebih jelasnya bisa berkunjung ke Blog Wonosobo Sekolah atau melalui facebook Wonosobo Sekolah dan bisa stalking di twitter @wonosobosekolah. Termasuk telat saya
mengetahui acara ini. Terlambat bukan berarti tidak dapat berpartisipasi, walau
hanya sekelebat saja... :D
Bermula dari
membaca di timeline twitter pada hari Jum’at, 30 Januari 2015. Saya mencoba
untuk mendaftar, eh siapa tahu masih ada kesempatan dan ternyata saya diberi
kesempatan untuk menjadi relawan dan ditempatkan di SMP PGRI Wonosobo, untuk memberi
materi tentang pendidikan di kelas IX. Upsss kelas IX? Saya sempat berpilkir,
iki kelas pira yaa…? Hahaha….bener…sudah beda kurikulum dan generasi, jadinya
penyebutannya pun sudah berbeda. Kelas IX itu ternyata kelas 3 SMP. Dan saya sempat berpikir bahwa acara akan
dilaksanakan beberapa minggu lagi, eh ternyata hari Sabtu, 31 Januari ini acara
serentak dilaksanakan di 52 SMP di Kabupaten Wonosobo. Kaget juga sihh, tetapi
akhirnya saya iyakan. Mumpung ada kesempatan dan ada waktu, kapan lagi bisa berbagi
karena umur manusia tidak ada yang tahu sampai kapan menanti.
Sabtu, 31
Januari 2015 jam 3.00 pagi saya berangkat dari Semarang ke Wonosobo, jam 6.30 pagi sudah
sampai Wonosobo. Alhamdulillah masih ada waktu untuk istirahat sebentar. Saya
janjian ketemu dengan Laras, partner saya nanti, untuk bertemu di sekolah jam 8.00
pagi atau setengah jam sebelum acara di mulai. Yaaa terus terang saya belum
melakukan persiapan apapun. Seharusnya Laras yang masih kuliah di UI ini akan
berpartner dengan salah seorang dari Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama)
Wonosobo dan Forum Keluarga Alumni (Forka) APDN-IIP-STPDN-IPDN Wonosobo tetapi
entah mengapa mereka berdua berhalangan hadir, dan sayalah yang menggantikan
mereka berdua.
Dalam
pembicaraan melalui sms dengan Laras, kami sepakat untuk membagi materi yang
akan diberikan kepada adik-adik kelas IX SMP PGRI Wonosobo yaitu saya kebagian
untuk memberi materi tentang
- Kisah hidup dari awal sekolah sampai sekarang (berkaitan dengan ekonomi, fasilitas dan faktor kesuksesan) *haduhhh aku ora sukses kii...
- Pentingnya pendidikan dan melanjutkan sekolah
Dan Laras akan
memberikan materi tentang :
- Kemudahan di jenjang SMA karena tiap siswa mendapat dana BOS 1,2 juta per tahun
- Kampanye anti rokok, miras, narkoba, seks bebas dan pernikahan dini.
Sebelum masuk ke
aula…dalam bayangan saya, saya akan dihadapkan oleh 200-an siswa-siswi, hmmmm
ngomong didepan banyak orang bagaimana ya nanti. Sudahlah dipikir nanti. :p
Laras yang sudah
datang terlebih dahulu terlihat sudah mengobrol dengan Bapak Kepala Sekolah SMP
PGRI Wonosobo dan kemudian saya ikut menimbrung di dalamnya.
Bapak Muchlas,
Kepada Sekolah SMP PGRI Wonosobo ini menjelaskan bahwa murid kelas IX di
sekolahnya berjumlah 32 siswa dibagi dalam 2 kelas, kelas IX-A dan IX-B. Saya dan Laras pun kaget, ternyata jumlah murid di SMP tersebut tidak sebanyak yang kami bayangkan sebelumnya. Baiklah kalau begitu.
Acara dibuka oleh tuan rumah Bapak Kepala Sekolah SMP PGRI dengan memberi penjelasan kepada kami berdua, mengenai jumlah murid kelas IX dan juga memperkenalkan kami kepada murid-murid SMP PGRI Wonosobo.
Saya sebagai pemateri pertama….hmmm cukup bingung. Apa yang tadinya akan saya sampaikan tiba-tiba blank….hahaha grogi. Setelah memperkenalkan diri, kemudian saya menceritakan sedikit latar belakang keluarga dan pendidikan. Memang sih tidak ada yang bisa dibanggakan dari pendidikan saya, karena saya murid yang biasa-biasa saja, paling tidak walau tidak mempunyai otak cemerlang saya bisa diterima di perguruan tinggi negeri. *hmmm sombong nih *langsung diguyur air seember :D
Setelah
mengobrol sebentar dengan Bapak Muchlas, dan adik2 telah siap di aula SMP yang
tergolong bagus gedung pertemuannya tersebut, kami berdua masuk ke aula.
Murid-murid kelas IX SMP PGRI Wonosobo |
Acara dibuka oleh tuan rumah Bapak Kepala Sekolah SMP PGRI dengan memberi penjelasan kepada kami berdua, mengenai jumlah murid kelas IX dan juga memperkenalkan kami kepada murid-murid SMP PGRI Wonosobo.
Bpk. Muchlas membuka acara |
Saya sebagai pemateri pertama….hmmm cukup bingung. Apa yang tadinya akan saya sampaikan tiba-tiba blank….hahaha grogi. Setelah memperkenalkan diri, kemudian saya menceritakan sedikit latar belakang keluarga dan pendidikan. Memang sih tidak ada yang bisa dibanggakan dari pendidikan saya, karena saya murid yang biasa-biasa saja, paling tidak walau tidak mempunyai otak cemerlang saya bisa diterima di perguruan tinggi negeri. *hmmm sombong nih *langsung diguyur air seember :D
Sesi kedua diisi
oleh Laras, Laras terlihat sudah siap. Apa yang dipaparkan oleh Laras diterima
dengan baik oleh adik-adik SMP PGRI. Ketika dijelaskan tentang dana BOS yang
akan mereka terima ketika melanjutkan ke jenjang SMU/SMK, Laras menekankan
walaupun masalah ekonomi mungkin akan menjadi beban bagi mereka, tetapi adanya
BOS dapat membantu memecahkan masalah mereka. Mereka pun berjanji akan
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMU/SMK.
Laras dari UI sedang beraksi (kok nggak liat ke kamera ya..?) |
Ketika Laras
menjelaskan tentang bahaya merokok, kami berdua saya dan Laras sangat terkejut,
karena sebagian besar murid laki-laki adalah perokok. Ada yang masih menjadi perokok aktif, ada
yang sudah berhenti sama sekali dan ada yang ingin berhenti. Harapan saya dan
Laras mereka yang menjadi perokok akan berhenti selamanya setelah dijelaskan
bahaya merokok dan narkoba. So, SAY NO TO DRUG ya guys….
Yang terakhir
adalah sesi tanya jawab, mereka antusias bertanya tentang beberapa hal, seperti
jurusan apa yang sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini, bagaimana
menghindari untuk tidak merokok dan lain-lain.
Acara kemudian
ditutup kembali oleh Bapak Kepala Sekolah dengan memberikan kesimpulan yang
telah dibicarakan tadi, yaitu :
- Pendidikan adalah hak semua anak bangsa
- Perlunya sosialisasi fasilitas dan kemudahan bagi setiap anak didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
- Berharap bahwa semua anak yang hadir saat ini dapat meneruskan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, tidak hanya sampai SMA saja bahkan sampai ke Perguruan Tinggi.
- Harapan dari Bapak Kepala Sekolah bahwa 10 tahun mendatang semua murid yang hadir saat ini menjadi orang yang berhasil, tidak ingin ada salah satu anak didiknya yang menjadi bahan berita karena kasus kriminal.
- Berharap bahwa kegiatan #WonosoboSekolah atau #Sobolah dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan peserta didik untuk dapat meneruskan pendidikan yang lebih tinggi.
- Gerakan Wonosobo Sekolah sebagai gerakan memotivasi peserta didik dapat dilaksanakan secara kontinyu.
Kemudian kami
berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.
Semarang, 2 Februari 2015
Warm Regards,
Inung
Bersama adik-adik Kelas IX-A |
Bersama adik-adik Kelas IX-B |
Warm Regards,
Inung
Mbak Inung kereeeeeeenn ^^
BalasHapusGo go go calon sumbu kompor KIS 2 :)))
tetep #dukung_taro_menjadi_sumbu_kompor_KIS2
HapusAaakkkk...Inung keren sekaleeee... Klo di sana #Sobolah nah di Semarang bisa jadi opo ya?
BalasHapus#Semarlah wekekeke.... opo #ranglah hahahaha...
HapusMbak Inung kereeen....ayo ayo Taro dan Mbak nung jadi sumbu kompor KIS 2..
BalasHapusTengkyuuu mak Dew.... :*
HapusSumbu kompornya biarlah yang muda2 aja...yang semangatnya masih membara....
tetap #dukung_taro_menjadi_sumbu_kompor_KIS2
Keren dan menjadi pengalaman luar biasa ya. Kalau saya ditunjuk jadi pemateri atau guru teater,mending jadi guru teater. Ga bisa deh kayak mak gitu ngaseh materi serius..hihi
BalasHapusSukses ya mak....salam kenal
Liswanti627.blogspot.com
Salam kenal mak Liswanti & sukses selalu untuk emak.... :*
Hapussaya malah nggak bisa kalau harus berdrama....hehehe
wah keren mbak..berarti bisa keliling sekolah di wonosobo ya mba
BalasHapusterima kasih atas kunjungannya mbak Lathifah Iffah.... :*
HapusSemoga sih begitu bisa keliling sekolah di Wonosobo...hehehe, tapi karena relawannya juga banyak jadi dibagi2.
Kerennn mba,salam kenal ya.semoga menjadi inspirasi kita semua
BalasHapusterima kasih mak fadlun....salam kenal juga.
Hapusiyaa...amiin...amiin YRA.
Mantaaaps....yok lanjut deh jadi inspirator KI <3
BalasHapusmatur nuwun mbak Wati.... :*
HapusKereennn mbak
BalasHapusTerima kasih mbak Inda :)
Hapuswah hebat banget!
BalasHapusitu siswa yang dapet reward kayak temen les saya :)
hmm, melihat postingan ini dubuka dengan quotes pak anies, bisa disimpulkan kalau pak anies baswedan memang sangat menginspirasi ya mbak.
Jangan2 emang temen les kamu mas i Jeverson....les apa? dimana?
Hapuslhohhh malah saya yang kepo :D
Iya memang Pak Anies sangat mengispirasi, dari dulu sebelum jadi menteri sepak terjang beliau memang okay punya, menurut saya lho...
Wah keren banget mba, sukses terus ya mba :)
BalasHapusTerima kasih mbak Atanasia....sukses juga untukmu... :)
Hapus