[ Wisata Religi ] 4 Masjid Tua Mengukir Sejarah Semarang

Dear Blogger,

Ramadhan akan segera berakhir, sedih juga yaa....Semoga kita bisa dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Jadikan Ramadhan ini lebih baik dari tahun kemarin, aamiin. 

Bicara tentang Ramadhan di Semarang tidak bisa lepas dari sejarah perkembangan Islam di Semarang. Ada banyak cerita yang bermakna. 

Kita dapat menelusuri sejarah perkembangan Islam di Semarang dengan mengunjungi tempat wisata, khususnya wisata religi. Ada beberapa tempat wisata religi yang bisa teman-teman kunjungi saat di Semarang. 

Ada 4 Masjid yang tergolong tua di kota lunpia ini. Empat masjid ini sangat khas dan sangat berpengaruh dengan sejarah perkembangan Islam di kota ini. Empat masjid tersebut adalah Masjid Layur, Masjid Pekojan, Masjid Agung Semarang (Masjid Pekauman) dan Masjid Sekayu.

1. Masjid Layur Kampung Melayu

Masjid Layur

Masjid yang satu ini berada di perkampungan Melayu. Jaraknya tidak begitu jauh dari Kota Lama. Masjid ini cukup unik, karena memiliki menara yang besar, sedangkan masjidnya kecil. Bangunan masjid sendiri tidak bergaya Arab, tetapi memiliki lebih banyak unsur lokal. Walaupun sudah dimakan usia namun masjid ini masih kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah. Awalnya masjid ini terdiri dari 2 lantai, karena kondiri daerah tersebut yang sering banjir dan terendam air laut maka dilakukan pengurukan sekitar 2 meter. Untuk itu lantai satu sudah tidak berfungsi lagi. Di lantai dua dilakukan perluasan dan tidak mengubah banyak dari bentuk aslinya. Sampai sekarang masjid ini masih terus dirawat oleh yayasan masjid setempat sebagai upaya pelestarian sejarah dan sebagai masjid tua kebanggaan Kota Semarang.


2. Masjid Pekojan Kampung India

Masjid Pekojan


Lokasi Masjid Jami Pekojan terletak di Jalan Petolongan nomor satu, Kampung Pekojan, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, lokasinya di sekitar kawasan Pecinan Semarang. Masjid ini sudah berumur sekitar 150 tahun. Nama masjid diambil dari nama daerah Pekojan, yang berasal dari kata “Koja”, yaitu etnis Pakistan yang menikah dengan pribumi.

Bangunan masjid terdiri dari bangunan utama yang merupakan bangunan awal saat berdiri, dengan luas kurang lebih 10 meter persegi. Selain itu terdapat kompleks makam para ulama yang menyebarkan Islam di daerah tersebut. Saat ini sudah ada perluasan bangunan berupa teras masjid.

Kalau berkunjung ke masjid Jami Pekojan ini saat bulan Ramadhan, di sore hari akan disediakan bubur India sebagai hidangan berbuka puasa. Setiap harinya pengurus masjid memasak sekitar 20kg beras. Rasa bubur India ini sangat khas dengan bumbu berbagai rempah. Bubur tersebut ditempatkan diwadah kecil dan disajikan dengan lauk yang berbeda setiap harinya dan dihidangakan dengan minuman kopi atau susu, kurma dan satu jenis buah lainnya.

Bubur India


3. Masjid Kauman Semarang

Masjid Kauman


Masjid Agung Semarang yang lebih dikenal dengan Masjid Kauman Semarang merupakan masjid tertua di kota Semarang. Saat ini masjid ini menjadi cagar budaya. Awal berdiri, masjid Kauman ini terletak dipusat kota, dekat dengan pusat pemerintahan dan tidak jauh dari pusat perdagangan (Pasar Johar). Seiring dengan perkembangan kota Semarang, alun-alun yang tadinya terletak di depan masjid beralih fungsi menjadi pasar Yaik dan perluasan pasar Johar saat itu. Pasar Johar sendiri saat ini tidak lagi digunakan setelah terjadi kebakaran hebat beberapa tahun yang lalu.

Masjid Kauman sesuai dengan batu marmer yang terpasang di tembok gerbang, dibangun pada tahun 1170 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1749 Masehi atau kurang lebih sudah 268 tahun umurnya.

Untuk menuju masjid Kauman ini sangatlah mudah, banyak angkutan umum yang melewati jalan di depan masjid, naik bus kota juga bisa.


4. Masjid Sekayu

Masjid Taqwa Sekayu

Masjid Sekayu ini dulu merupakan Masjid Besar Semarang. Masjid Sekayu ini dibangun dalam rangkaian proses pembangunan Masjid Agung Demak. Tempat ibadah ini dibangun oleh seorang ulama asal Cirebon, Kyai Kamal, yang merupakan tokoh agama kepercayaan Sunan Gunung Jati. Bahan baku pembangunan masjid Demak yakni kayu, disuplai oleh Kiai Kamal asal Cirebon. Setelah datang di Semarang, dia lalu mendatangkan kayu-kayu jati unggulan (jati wungu) dari daerah Surakarta, Wonogiri, dan Ungaran melalui perjalanan darat ke Sekayu (dulu disebut Pekayu). Dari Sekayu, kayu-kayu tersebut kemudian dikirim ke Demak melalui Kali Semarang.

Masjid Sekayu ini sekilas mirip Masjid Demak dengan empat soko tatal dan bentuk atap tumpang tiga, juga mengunakan akulturasi arsitektur dari Hindu-Islam

Masjid ini berada di Jalan Sekayu. Untuk kesini tidak bisa diakses dengan mobil. Pilihannya adalah naik motor, ojek, sepeda atau jalan kaki dan bisa ditempuh dari Jalan Pemuda kemudian masuk ke jalan kecil yaitu Jalan Sekayu.

Bagaimana teman-teman? Sudah ada pilihan akan jalan kemana hari ini? Tonton video kami tentang 4 Masjid tertua di Semarang disini..... sebelum memutuskan untuk ngabuburit hari ini.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Pesona Ramadan Jawa Tengah yang diadakan oleh GenPI Jateng"


Salam hangat dari @Moiismiy & @Inungnie #TeamTahuPetis



Komentar

  1. Wah yg masjid sekayu aq merasa lupa2 ingat pernah kesana apa engga.. Liat gambar berasa familiar

    BalasHapus
  2. Semoga nanti ada alun-alunnya lagi di sekitar Masjid Kauman. Plus tempat parkir yang luas. Semrawut kalau lewat situ. Pengen mampir, seringkali susah parkir :(

    BalasHapus
  3. Aku baru pernah ke masjid Sekayu aja. Aku ingat ada tiang2nya yg gede2 itu

    BalasHapus
  4. Baru pernah mampir di Masjid Kauman saja. Itu juga jaman Pasar Johar masih eksis banget (sebelum terbakar). Ramenya minta ampun di setiap jam sholat wajib. Cuma, nggak pernah ngerasain momen ramadan ni. Lebih sering khusyuk di rumah di wilayah Banyumanik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matur Sembah Nuwun Gusti

Kesempatan Besar Mengikuti Gebyar Tahapan BCA

Garang Asem - Kuliner Khas Daerah Pesisir Jawa Tengah