MyNotes

Photo courtesy of www.laseman.com Dear Blogger, Tahukah teman-teman tentang Lasem ? Tentu banyak dari teman-teman yang telah mengenal Lasem. Mengenal dari batiknya yang sangat khas, dari budayanya ataupun dari buah yang mudah ditemukan di Lasem tetapi sangat jarang ditemukan ditempat lain, yaitu buah Kawis atau Kawista. Penasaran dengan buah Kawis? Yukss datang langsung ke Lasem ;)

Dear Blogger, Hari ini Kota Wonosobo genap berusia 190 tahun. Tahun yang tidak muda lagi bagi suatu kota kecil yang terus berkembang, berbenah diri dan mempercantik diri. Kota kecil yang terletak dikawasan pegunungan ini mempunyai hawa sejuk yang tentu saja membuat kangen banyak orang untuk mengunjunginya kembali dan kembali. Ketika menyebut Wonosobo yang ada dalam benak adalah dingin, hijau, tentram dan damai. Dinginnya sih masih tetapi tidak sedingin dulu ketika masih banyak pepohonan dan belum banyak perumahan. Sama halnya dengan dingin, hijaunya juga semakin berkurang. Semoga tentram dan damainya selalu terjaga, aamiin. Wonosobo berasal dari bahasa Jawa yaitu Wanasaba . Wana berarti hutan dan saba yang berarti menjelajah atau bisa juga mengunjungi. Jadi kurang lebih artinya “hutan yang dikunjungi” atau “menjelajahi hutan”. Bahasa Jawa sendiri mengambil dari bahasa Sanskerta yaitu vanasabha yang artinya kurang lebih “tempat berkumpul di hutan”. Jadi Wonosobo ber

Bedug Asyiik untuk kedua kali dilaksanakan di Kota Wali Demak. Saya bersama teman-teman blogger Semarang dan beberapa awak media mendapat kesempatan untuk mengikuti Cultural Trip ke beberapa destinasi wisata di Kabupaten Demak atas undangan dari Maverick Indonesia pada Sabtu, 11 Juli 2015 yang lalu. Tujuan pertama, kami mengunjungi Masjid Agung Demak. Diawali dengan ziarah ke kompleks pemakaman raja-raja Kasultanan Demak. Karena waktu sudah menjelang Dzuhur maka dilanjutkan dengan sholat Dzuhur berjamaah di masjid Agung Demak. Setelah sholat, kami mengunjungi Museum Masjid Agung Demak yang berada di satu lokasi. Tulisan lengkap mengenai Masjid Agung Demak bisa dibaca di SINI . Destinasi kedua adalah sentra pengrajin Bedug dan Rebana di Desa Tanubayan. Kami berkunjung ke salah satu pionir pembuat Bedug dan Rebana yaitu Bapak Mustofa. Bapak Mustofa adalah generasi kedua pembuat Bedug di Desa Tanubayan, Demak. Sebelumnya usaha tersebut dirintis oleh ayah beliau yaitu

Pada Jumat 10 Juli 2015 yang lalu Maverick Indonesia mengundang beberapa blogger dari Kota Semarang dan awak media  untuk menghadiri jumpa pers acara Bedug Asyiiik yang diselenggarakan oleh PT. HM Sampoerna sekaligus buka puasa bersama. Jumpa pers dihadiri oleh jurnalis dari beberapa media Jakarta juga Semarang. Maverick sendiri adalah sebuah perusahaan konsultan di bidang komunikasi special di bidang corporate communication, crisis and issues management dan marketing communication . Dalam jumpa pers tersebut Mandra Primanta Pandelaki atau biasa dipanggil mas Arra, Manager Media Relations PT. HM Sampoerna Tbk., memberi penjelasan tentang Acara Bedug Asyiiik. Acara Bedug Asyiiik kali ini adalah untuk yang kedua kalinya, walaupun sebenarnya acara serupa yang bertajuk parade bedug sudah berlangsung sejak 10 tahun yang lalu. Mulai tahun 2014 yang lalu dinamai sebagai Bedug Asyiiik. Mas Arra memakai T-shirt hijau Tahun 2014 kemarin tema yang diusung adalah Kebe

Menabung atau tepatnya bertransaksi dengan menggunakan BCA telah lama saya lakukan. Semenjak kuliah di Semarang, saya mulai membuka rekening di BCA. Tetapi karena lama tidak pernah ada transaksi jadinya ditutup. Kemudian saya membuka rekening kembali di BCA. Alasan saya karena gerai ATM BCA banyak dan mudah didapat. Selain itu merchant atau toko yang menerima pembayaran dengan menggunakan Kartu Debit BCA juga banyak. Intinya adalah memudahkan nasabah untuk bertransaksi. Banyak saudara juga teman yang menggunakan jasa BCA, jadi ketika akan transfer ke rekening teman sangat mudah dan nyaman tanpa ada biaya walau teman berada di lain kota maupun lain provinsi. Transfer  bank lain juga amat mudah, penerima juga bisa langsung menerima. Bila akan setor tunai dan malas antri, sudah ada Mesin Setor Tunai atau Cash Deposit Machine dari Bank BCA. Untuk cetak bukunya tinggal minta tolong kepada customer service yang bisa kita lakukan setiap saat. Mudah bukan. Yang menarik membu

Dear Blogger, Kamu sedang jalan-jalan di Semarang? Jangan lupa mampir ke Kawasan Kota Lama Semarang. Kota lama yang dijuluki Little Netherlands ini menyimpan banyak kenangan peninggalan masa lampau, terutama pada masa kolonial Belanda Di kota lama ini kita juga dapat menjumpai banyak gedung-gedung tua yang masih difungsikan, yang berusia lebih dari 2 abad. Gedung-gedung tersebut antara lain Gereja Blenduk,  Gedung Marba,  Gedung Jiwasraya, Pabrik Rokok Praoe Lajar,  Gereja Gedangan dan lain-lain. 

Mengambil tema "Maksimalkan Perlindungan Si Kecil dengan Nutrisi dan Stimulasi Tepat", Dancow Parenting Center bekerja sama dengan Tabloid Nakita mengadakan seminar di Semarang. Seminar yang diadakan di Hotel Santika Premier pada 7 Juni yang lalu,  mendatangkan 3 narasumber yang sangat menarik dan cantik-cantik tentunya. 3 Pembicara yang keren-keren 3 narasumber tersebut adalah: 1. dr.Vinka Desria 2. Dra. Ratih Ibrahim,  MM,  Psi 3. Dr. dr. Saptawati Bardoso,  M.Sc

KM 0 atau kilometer nol atau nol kilometer biasa digunakan sebagai titik pusat suatu daerah atau kota atau bahkan Negara dimana hitungan jarak itu berawal.    KM 0 Indonesia bukan terletak di Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia, tetapi terletak di Pulau Weh. Di Pulau Weh ini terdapat Monumen Kilometer Nol sebagai tanda bahwa Nol Kilometer Indonesia ada di Pulau tersebut. Monumen atau tugu tersebut terletak di Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya. Sabang dikenal sebagai kota paling barat kepulauan Indonesia. Bagaimana dengan di Semarang. Dimanakah letak titik 0 Kilometer Kota Semarang? Di Simpang Lima. Iyaaappp…..bukan. Saya dulu mengira juga titik nol kilometer kota Semarang ada di Simpang Lima, tetapi saya cari-cari tandanya juga tidak ketemu :D Di Tugu Muda ya...? Hmmmm.....masih salah juga. Terus dimana? Saya mendapat info kalau titik KM 0 Semarang ada di Kantor Pos Besar Johar. Lagi-lagi saya juga tidak menemukan tugu

Dear Blogger, Apakah kamu sudah pernah naik gunung? Saya belum pernah xixixi. Saya baru menyadari sekarang, ternyata naik gunung itu mengasyikkan. Tahu mengasyikkan darimana? Tentu saja dari teman-teman saya yang pernah naik gunung. Dari cerita mereka, suka dukanya juga dari foto-foto yang mereka unggah ke media sosial. Capek selama menempuh perjalanan akan terbayar bila sudah sampai puncak. Kadang sebelum sampai puncak pun, kata capek tidak ada, karena mereka menikmati setiap perjalanan. Terus saya jadi pingin naik gunung begitu? Yaaa antara ingin dan tidak. "Ingin" karena ingin menikmati setiap langkah mendaki gunung. Sedangkan "tidak" karena membutuhkan kesiapan fisik yang benar-benar kuat dan mental tentu saja untuk bisa naik gunung. Saya sendiri kadang takut akan ketinggian. Untuk itu saya memilih yang ringan-ringan saja, seperti naik ke Gedong Songo, itu juga sudah menyerupai naik gunung kan? Karena untuk mencapai Candi yang tertinggi kita har